ISLAM MENGAJARKAN UNTUK MENCINTAI ALAM
islam adalah rahmatan lil alamin, yang mana syari'atnya tidak hanya untuk umat islam saja tapi bagi semesta alam sebagai Rahmat dari Allah. Bahkan diutusnya Nabi adalah sebagai rahmat, sebagaimana firman Allah:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
"tidaklah kami mengutusmu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekian alam" (al-Anbiya: 107)
imam Ibnu Katsir berkata tentang ayat ini: "Allah telah memberitahukan bahwa sesungguhnya Allah telah menjadikan Muhammad sebagai rahmat untuk seluruh alam. Yakni Allah telah memgutusnya untuk menjadi rahmat bagi mereka semuanya. Maka barang siapa menerima rahmat ini dan mensyukuri nikmat ini, pasti dia akan berbahagia di dunia dan di akhirat. Tetapi barangsiapa menolak rahmat ini dan menentangnya, pasti dia akan merugi di dunia dan di akhirat"
rahmat ini meliputi seluruhnya. Termasuk alam ini, maka islam mengajarkan untuk mencintai alam dan menjaganya, serta melarang berbuat berbagai kerusakan di muka bumi. Maka dari itu Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi dan itu semua adalah bentuk dalam rangka beribadah kepada Allah. Allah berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
"telah nampak kerusakan di darat dan di lautan yang disebabkan oleh tangan-tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (ar-Rum: 41)
secara jelas ayat ini menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi di daratan dan di lautan semua itu disebabkan ulah manusia. Dan Allah akan menimpakan akibat buruknya kepada manusia agar manusia merasakannya, sebagai teguran agar manusia kembali ke jalan yang benar.
Maka dari itu menjaga dan mencinta serta merawat alam adalah sudah kewajiban bagi kita semua. Menyayangi hewan dan berbuat baik kepadanya merupakan contoh dari Nabi, dan hewan merupakan salah satu komponen dari ekosistem alam. Nabi bersabda tentang binatang tunggangan: "naikilah binatang-binatang ini dengan baik, dan (kalau tidak maka) biarkanlah dia dengan baik" (HR. Ahmad: 3/440)
dan pernah diriwayatkan bahwa ada seekor unta yang mendatangi Nabi dengan menangis terisak-isak, kemudian Nabi mengusap punggungnya, maka berhentilah unta itu dari tangisnya. Kemudian Nabi bersabda:'siapakah pemilik unta ini ?' seorang pemuda menjawab: 'milikku ya Rasulullah'. Beliau bersabda kepadanya: "tidakkah kau takut kepada Allah atas binatang yang Allah telah memberikan kekuasaan kepadau untuk memilikinya ?. Sesungguhnya unta ini telah mengadu kepadaku, sungguh engkau telah membuatnya lapar dan lelah" (HR. Ahmad 1/204, Abu Dawud: 2549)
dan masih banyak hadits-hadits Nabi yang menyuru menyayangi binatang sebagai rahmat kepada hewan, dan Imam Bukhari membuat bab khusus yang berjudul, "menyayangi manusia dan hewan"
para sahabat pernah bertanya, "wahai Rasul apakah kita akan mendapat pahala apabila berbuat kebaikan kepada binatang ?"
Nabi menjawab: "pada setiap makhluk hidup apabila kamu berbuat kebaikan kepadanya, maka kamu akan mendapat pahala" (HSR. Muslim 2244)
pembaca yang budiman amat jelas rahmat dari Islam yang terhampar bagi seluruh alam semesta ini. Menyayangi alam dan tidak berbuat kerusakan. Inilah ajaran islam, islam telah mengajarkan cinta alam jauh sebelum orang-orang barat mengkampanyekannya. Islam telah sempurna yang ajarannya meliputi semua aspek.
Aku pernah melakukan ekspedisi bersama 9 orang kawanku mendaki beberapa gunung. Sungguh saat itu aku dapati banyak kerusakan oleh manusia, padahal alam begitu ramah kepada manusia namun manusia begitu jahat kepada alam. Dengan tamak manusia membabat hutan, menggali sumber daya alam tanpa sisa dan tanpa memperhatikan akibat buruknya. Manusia mementingkan dirinya sendiri tanpa upaya memperbaiki atau memperbaharui, padahal tidak semua sumber daya alam dapat di perbaharui.
Manusia berpikir bagaimana mengeruk sebanyak-banyaknya kekayaan alam, jika tidak mereka khawatir kehabisan. Padahal jika mereka mengetahui bahwa Allah itu Maha Kaya pastilah mereka tidak khawatir dan tidak akan tamak karena kekayaan Allah tidak akan pernah habis. Namun itu semua adalah tabiat manusia sebagaimana firman Allah:
إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا
"sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apa bila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir" (al-Ma'arij: 19-21)
itulah kenyataan yang aku saksikan langsung dalan ekspedisiku. Maka marilah kita menjaga alam dan mencintainya sebagai amanah dari Allah atas kekhalifahan kita di muka bumi.
WAllahu A'alam bishawab
oleh:
Omar Ibrahim al-Imanulmuslim al-Batawy -Salafy The Explorer-